Sabtu, 03 November 2012

Profil Provinsi Sulawesi Selatan (Makasar)



PROFIL SULAWESI SELATAN


Sejarah Sulawesi Selatan
Sekitar 30.000 tahun silam pulau ini telah dihuni oleh manusia. Penemuan tertua ditemukan di gua-gua dekat bukit kapur dekat Maros, sekitar 30 km sebelah timur laut dan Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Kemungkinan lapisan budaya yang tua berupa alat batu Peeble dan flake telah dikumpulkan dari teras sungai di lembah Walanae, diantara Soppeng dan Sengkang, termasuk tulang-tulang babi raksasa dan gajah-gajah yang telah punah.
     Sekitar abad ke-14 di Sulawesi Selatan terdapat sejumlah kerajaan kecil yaitu ; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.Dua kerajaan yang menonjol ketika itu adalah Kerajaan Gowa yang berada di sekitar Makassar dan Kerajaan Bugis yang berada di Bone. Pada tahun 1530, Kerajaan Gowa mulai mengembangkan diri, dan pada pertengahan abad ke-16 Gowa menjadi pusat perdagangan terpenting di wilayah timur Indonesia.
      Pada tahun 1605, Raja Gowa memeluk Agama Islam serta menjadikan Gowa sebagai Kerajaan Islam, dan antara tahun 1608 dan 1611, Kerajaan Gowa menyerang dan menaklukkan Kerajaan Bone sehingga Islam dapat tersebar ke seluruh wilayah Makassar dan Bugis.

 Letak Geografis Sulawesi selatan
   Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.



Sosial Kemasyarakatan

Suku Bangsa
Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Duri, Pattinjo, Bone, Maroangin, Endekan, Pattae dan Kajang/Konjo

Bahasa yang umum digunakan adalah

  • Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Makassar dan Sekitarnya.
  • Bahasa Bugisadalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan.
  • Bahasa Tae' Luwuadalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Tana Luwu, mulai dari Siwa,Kabupaten Wajo sampai ke Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara.
  • Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya.
  • Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
  • Bahasa Duri adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia di Sulawesi Selatan yang masuk dalam kelompok dialek Massenrempulu. Di antara kelompok Bahasa Massenremplu, Bahasa Duri memilki kedekatan dengan bahasa Toraja dan bahasa Tae' Luwu. Penuturnya tersebar di wilayah utara Gunung Bambapuang, Kabupaten Enrekang sampai wilayah perbatasan Tana Toraja.
  • Bahasa Konjo terbagi menjadi dua yaitu Bahasa Konjo pesisir dan Bahasa Konjo Pegunungan, Konjo Pesisir tinggal di kawasan pesisir Bulukumba dan Sekitarnya, di sudut tenggara bagian selatan pulau Sulawesi sedangkan Konjo pegunungan tinggal di kawasan tenggara gunung Bawakaraeng.

Agama                                                                                                     

Mayoritas beragama Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja dan sebagian wilayah lainnya beragama Kristen.


KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN

Rumah adat
Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)
Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atapnya rumah tongkonan dilapisi ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan.

Tongkonan berasal dari kata tongkon yang bermakna menduduki atau tempat duduk


Upacara adat
·     Rambu solo (upacara kematian adat toraja salah satu daerah Sulaweai selatan)
Puncak upacara à dilaksanakan di sebuah “lapangan khusus”

Beberapa rangkaian ritual
èSeperti proses pembungkusan jenazah (ma‘tudan, mebalun), pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti Jenazah (ma‘roto), penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan (ma‘popengkalo alang), dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir (ma‘palao)

·        Rambu tuka( upacara untuk memanjatkan rasa syukur)
·        Accera kalompong (upacara adat untuk membersihkan benda-benda pusaka kerajaan)
Tarian Adat

Tari Pakkarena, Tarian Anging Mamiri, Tari Padduppa, Tari 4 Etnis( Tari Pagellu, Tari Pajaga Luwu Tari Pattudu  Tari Pajoge )

Tarian Angging mammiri



Sejarah Tari Pakkarena

    Tari Pakarena yang pada mulanya merupakan tarian pemujaan dimana keyakinan manusia pada masa lampau bergantung kepada alam tak nyata atau alam gaib, ketika manusia masih hidup dalam kehidupan alam primitive. Bahwa pernyataan gerak adalah lambing komunikasi manusia antara manusia, utamanya kepada Dewata atau Batara.
Macam Gerakan Tari Pakarena
Yaitu terdiri dari jenis
1.     Sambori’na (berteman)
2.     Ma’biring kassi’ (bermain ditepi pantai)
3.     Anging kamalino (angin tanpa berhembus)
4.     Digandang (berulang-ulang)
5.     Jangan lea-lea (ayam yang mundur-mundur sementara berkelahi)
6.     Iyale’ (sebelum menyanyi ada seperti aba-aba) nyanyian tengah malam
7.     So’naya (yang bermimpi)
8.     Lambbasari (hati timur)
Lagu Daerah
Anging Mamiri, Sulawesi Parasanganta (Sulawesi Selatan) Ammac Ciang, Anak Kukang,  Ati Raja, Batti’batti, Ganrang Pakarena, Ma Rencong, Marencong-rencong dan Pakarena.



Anging Mammiri: 
Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takka luppa
Eaule .. na mangu’rangi
Tutenayya, tutenayya pa’risi’na
Battumi anging mammiri
Anging ngerang dinging-dinging
Nama lantang sa’ri buku
Eaule .. na mangu’rangi
Malo’lorang, malo’lorang je’ne’ mata



Alat Musik

Kecapi
Merupakan alat musik petik yang berasal dari Sulawesi Selatan,
biasa digunakan sebagai pengiring suling atau dalam musik lengkap, sampai
saat ini masih terus dilestarikan dan dijadikan kekayaan seni yang sangat
bernilai bagi masyarakat asli Sulawesi Selatan.

Keso
Merupakan alat musik yang mirip seperti rebab hanya saja keso
menggunakan dua dawai saja. Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek.

Gendang atau Kendang
Merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara di tepuk.

Pakaian Adat Tradisional

Bugis – Makassar
*
Baju Bodo dan Jas Tutup

                            


Baju Bodo
Merupakan baju adat Bugis-Makassar yang dikenakan oleh perempuan. Sedangkan Lipa' sabbe adalah sarung sutra, biasanya bercorak kotak dan dipakai sebagai bawahan baju bodo.
Konon dahulu kala, ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang mengenakannya.
1. Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun.
2. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun.
3. Warna merah darah untuk 17-25 tahun.
4. Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun.
5. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan
6. Warna ungu dipakai oleh para janda.

 Masakan
·       Baro'bo
·       Bolu Kambu
·       Buras
·       Coto Makassar
·       Kapurung
·       Lappa'-lappa'
·       Lawa
·       Mie Titi'
·       Nasu Cempa
·       Pallu Basa
·       Pallu Butung
·       Pallu Kacci
·       Pallu Kaloa
·       Pallu Mara
·       Pacco'
·       Peca sura
·       Piong/Lemang Toraja
·       Sayur Tuttu'
·       Songkolo'/Sokko'
·       Sop Kikil
·       Sop Konro
·       Sop Saudara
·       Sop Ubi
·       Tollo' Burak
·       Tollo' Pa'karing
·       Tollo' Pammarasan
·       Tollo' Semba
·       Tollo' Utan Bulunangko
·       Tollo' Utan Pangi

Minuman
à Ballo atau tuak
à Sarabba
            

Sebagian Tempat pariwisata
Pantai Losari
Pulau Samalona
Benteng Somba Opu
Fort Rotterdam
Pantai Kupa
Wisata Alam Bantimurung

Pantai lumpue
Masjid jami palopo

1 komentar: